Tuesday, April 12, 2016

Kisah ibu yang tinggal Sendiri

Di hari Rabu minggu lalu, subuh-subuh sudah mendapatkan pesan kabar duka cita, sebelum berangkat kerja, kami menyempatkan diri dahulu untuk Takziah, masih satu lingkungan RW yang sama walaupun berbeda RT dan kebetulan almh juga pengurus majelis taklim di lingkungan tempat tinggal dimana ketuanya adalah mamanya Ibu, di foto keluarga terpampang si Ibu yang masih muda dan cantik, serta suami dan anak satu-satunya saat masih kecil yang dua-duanya sudah lebih dahulu 'Pergi".

Beberapa jam sebelum wafatnya masih ceria berkumpul dengan teman-temannya di Musalla dekat rumah, beliau minta foto-foto dengan alasan untuk kenang-kenangan dengan semua teman-temannya malam itu.

Terus kalau beliau hidup sendiri, siapa yang menemukan beliau saat wafat  karena dari wa dukacita yang beredar disebutkan jam wafatnya.

Cerita lengkapnya akhirnya didapat sore hari sepulang kerja dari mamanya Ibu, tanggal lahir bulan dan tahun lahirnya almh sama persis kayak mamanya Ibu,  Malam jelang wafatnya, kebetulan ada anak angkat dan adik kandung beliau, merasa ada yang dirasakan di dinihari itu, beliau diantar ke Rumah Sakit, masih bisa jalan sendiri dan naik ke ranjang periksa sendiri di UGD dan tidak berapa lama kemudian sudah "Pergi".


Bagaimana dan dimana serta kapan hidup kita akan berakhir sungguh suatu misteri ,,,Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un (Arabic: إِنَّا للهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ‎)إِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ‎) We surely belong to Allah and to Him we shall return.


Jangan tertipu dengan usia muda karena syarat mati tidak harus tua.
Jangan terpedaya dengan tubuh yang sehat karena syarat mati tidak mesti sakit,
Jangan terpedaya dengan harta kekayaaan sebab si kaya pun tidak pernah menyiapkan kain kafan buat dirinya meski cuma selembar.
Teruslah berbuat baik,berniat baik,berkata yang baik, meskipun tidak banyak orang yang mengenalimu. cukuplah ALLAH yang mengenalimu lebih dari pada orang lain, jadilah bagai jantung yang tak terlihat,tetapi terus berdenyut setiap saat hingga kita harus dapat hidup, berkarya dan menebar manfaat bagi sekeliling kita sampai diberhentikan olehnya. Mudah2an ALLAH senantiasa menaungi rahmat-nya setiap langkah kita.

 from Renungan dan Kisah Inspiratif Facebook Wall

20 comments:

  1. ikut berduka cita ya...
    2 hari lalu juga kakaknya ipar gua meninggal dunia... sedih ya kalo denger berita2 duka begini... :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sedih banget walau bukan keluarga,,

      turut belasungkawa untuk kakak iparnya juga ya

      Delete
  2. betul mba, setuju. Semoga kita semua ketika dipanggil Allah dlm keadaan khusnul khotimah. Aamiin.

    ReplyDelete
  3. duh kasihan juga gak ada keluarganya ya

    ReplyDelete
  4. Terimakasih mbak atas pengingatnya, kebetulan pas lagi sakit jadi berasa juga deh

    ReplyDelete
  5. Kasian kalau udah berusia hatus tinggal sendri ya, Mbak. Turut berduka.

    ReplyDelete
  6. Kalo dibayangkan, pasti rasanya berat ya mbak menjalani hidup tanpa ada suami dan anak lagi

    ReplyDelete
  7. Turut berduka cita. Sungguh sesuatu yang paling dekat dengan kita adalah kematian. Kematian bisa datang kapan saja. Kisah diatas kita bisa ambil hikmahnya. Semoga menjadi pengingat bagi saya sendiri dan bagi kita semua.

    ReplyDelete
  8. smoga kita diberi umur panjang yang barokah ya Bu

    ReplyDelete
  9. Innalillahi wa innailaihi roji'un, umur manusia adalah Rahasia Allah SWT

    ReplyDelete
  10. اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ

    ReplyDelete

ikutan yuks

Kumpul Keluarga di Lembang sebelum ada Omicron

 Sekarang sudah normal lagi ya kayak biasanya, cerita tersisa tahun 2021 lalu. Bulan November 2021 pecah telor, akhirnya kumpul-kumpul  lagi...