Yang pertama
itu selalu penuh
kesan ya,begitu juga pastinya dengan gaji pertama, walaupun sudah lama
sekali sekitar 14 tahun yang lalu, masih saja ingat kisah soal gaji
pertama. Waktu itu, Ibu bekerja di sebuah perusahaan Asuransi kerugian
swasta di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Masih terbayang
jelas kebahagiaan kedua orangtua
Ibu pada saat Ibu mengabari diterima bekerja, bahkan mereka menghadiahi
Sepatu hitam cantik berhak 5 senti dan tas hitam yang tak kalah
cantiknya untuk Ibu pakai bekerja, pekerjaannya sendiri dibidang
administrasi keuangan, duduk manis dimeja kerja dengan layar komputer
menyelesaikan rekonsiliasi bank atau mengerjakan slip-slip dengan mesin
tik elektrik yang setia menemani.
Yang terbayang ketika sudah diterima bekerja adalah keinginan untuk mandiri dan bisa beli apa-apa sendiri serta niatan untuk berbagi ke adik-adik Ibu yang jumlahnya 4 orang itu dan tentu saja ke orangtua. Ibu masih ingat, Ibu bilang Ibu akan mengganti harga sepatu dan tasnya begitu sudah gajian, dan ketika Ibu tanyakan harga sepatunya, mamanya Ibu bilang harganya 250 ribu dan harga tasnya 300 ribu..., hi hi hi Ibu benar-benar kaget, karena gaji pokok yang diterima hanya seharga sepatunya ditambah uang makan 2 Ribu Perak dan uang transport 3 Ribu perak, Mama dan Alm Papanya Ibu cuma tersenyum simpul dan bilang, walaupun gajinya Ibu kecil tapi mereka bangga dan bahagia karena Ibu sudah bekerja, jadi semua itu hadiah dan tidak usah diganti. Horeeee senanglah jelas, mereka cuma berpesan mulai saat gaji pertama ini, Ibu harus disiplin untuk menunaikan zakat dan juga tidak boleh boros dan harus rajin menabung. Nasihat yang kata anak muda sekarang terdengar klise banget ya tapi Insya allah akan terus Ibu jalankan.
Tawaran
makan-makan dari Ibu pun ditolak oleh mereka, jadilah Gaji pertama yang
jumlahnya sekitar 350 Ribuan itu dipakai untuk zakat 2.5 %, dan
dikirimkan ke neneknya Ibu yang ada di Kampung nan jauh dimato di Solok
sana dan satu lagi ke neneknya Ibu yang ada di Jakarta. Hampir setiap
hari sepulang kerja setelah gajian Ibu mampir untuk beli penganan ringan
untuk orangtua dan adik-adik dirumah, kadang hanya roti bakar yang
dibeli begitu Ibu turun dari angkot menuju angkot berikutnya atau kadang
sate ayam Santa yang baru buka sore hari dan antriannya banyak itu,
sederhana saja tapi semua orang dirumah senang dan bahagia .
Anjuran
menabung berguna sekali ketika Ibu akan melanjutkan sekolah setahun
kemudian, Ibu bisa membayar SPP sendiri, rasanya bangga sekali,
melanjutkan sekolah lagi dengan tidak membebani orangtua. nampaknya
nasihat itu masih sangat cocok untuk jaman sekarang, ingatlah selalu
untuk mengeluarkan zakat karena dalam harta yang kita punya ada bagian
milik orang lain dan menabunglah supaya hidupmu beruntung.
harus didisihkan lebih dulu ya
ReplyDeleteiya lidya, kalau engga habis duluan ...
DeleteMenabung
ReplyDeleteYeah, saya juga sedang berusaha untuk menabung untuk lanjut kuliah. tak lupa byar zakat.. hehe
Makasih udah ikutan GA ini^^
sama-sama..
Deletesenang bisa ikut berpartisipasi
pasti bangga ya bisa sekolah dengan uang sendiri :)
ReplyDeletehe he iya.
Deletebaca ini jadi malu akuuh.. dulu gaji pertama ga bayar zakat. gaji pertama dapat sewaktu kuliah, dipake buat makan2 di h*kben sama 4 orang sahabat di kampus..hikss..
ReplyDeletehi hi.....temen2 kampus udah misah pas dapat kerjaan..jadi gak ada traktir2 temen kampus..cuma teman2 dekat aja jeng.
Deletegaji pertama, pastinya berjuta rasanya, bangga, bahagia terharu...
ReplyDeleteitu sepatu jaman segitu harga 250 dan tas yang 300, pastinya mahal banget ya Mbak... kan jaman duluuuu
hi hi iya Elsa....jaman dulu harga segitu....gaji gak cukup pulaks he he he he he
Deletekl sy udh lupa, gaji pertama utk apa hehhe
ReplyDeletehe he he untuk traktir mungkin bun...
Delete