Jangan bosan ya, ceritanya masih saja berkutat di Sumatera Barat, selepas mendarat di Bandara Minangkabau, anak-anak sudah tidak sabaran untuk melihat batu malin kundang,jadi setelah singgah sebentar di Jembatan Siti Nurbaya, tujuan berikutnya adalah ke Pantai Air Manis ini. Kaka Fai bertanya-tanya apa bisa orang jadi batu, Legenda Malin Kundang ini memang terkenal sekali.
Batu yang menyerupai manusia bersujud ini memang buat penasaran, selepas jembatan siti Nurbaya, langsung deh kita ke Pantai Air Manis tempat Batu Malin Kundang berada.
Ini dia Batu malin Kundangnya |
Ibu yang tidak suka ma Pantai, cukup jauh-jauh saja, takut migren melanda euyyy, tapi kalau ke Sumatera Barat dan tidak suka sama Pantai rugi deh, karena pantai dan danau terus ketemunya. Saat kita kesana sepi sekali hanya ada beberapa keluarga lainnya selain kita, sarana dan prasana juga masih kurang, untuk beli sandal jepit saja tidak ada yang menjual, hmmm tapi tidak tahu juga sih, mungkin karena masih belum musim libur ya, jadi sepi sekali.
Siapa Sangka setelah kunjungan ke Pantai Air Manis dan dilanjutkan ke Pantai Carocok Painan malah jatuh cinta dengan Pantai Carocok Painan. Benar juga ya tidak boleh tidak suka yang berlebihan, alih-alih benci nanti malah cinta. Tidak berlama-lama di Pantai ini karena keburu hujan, awalnya cuma gerimis tiba-tiba langsung berubah menjadi deras. Menuju pantai berikutnya, kami mampir di Mart setempat dan membeli beberapa pasang sandal jepit dan camilan yang ternyata sangat berguna selama di perjalanan.
Setiap tanya ke Pak Sopir, dijawabnya dekat kok Pantainya, jaraknya sekitar 75 Km dengan medan berbukit bukit yang luar biasa indahnya, dan nampaknya walaupun di bukit semua mobil itu ngebut, jadi jalannya kayak kita mau naik ke Tangkuban Perahu, untunglah anak-anak telah terbiasa dengan medan seperti itu.
Perjalanan Pulang lebih menakjubkan lagi, apalagi hari mulai gelap dan hujan turun cukup lebat, perkiraan di Google map meleset sedikit saja, hanya setengah jam, pukul 20.00 Wib akhirnya kami sampai dengan selamat ke Kampung halaman di Sumani, Solok, Sumatera Barat.
Siapa Sangka setelah kunjungan ke Pantai Air Manis dan dilanjutkan ke Pantai Carocok Painan malah jatuh cinta dengan Pantai Carocok Painan. Benar juga ya tidak boleh tidak suka yang berlebihan, alih-alih benci nanti malah cinta. Tidak berlama-lama di Pantai ini karena keburu hujan, awalnya cuma gerimis tiba-tiba langsung berubah menjadi deras. Menuju pantai berikutnya, kami mampir di Mart setempat dan membeli beberapa pasang sandal jepit dan camilan yang ternyata sangat berguna selama di perjalanan.
Setiap tanya ke Pak Sopir, dijawabnya dekat kok Pantainya, jaraknya sekitar 75 Km dengan medan berbukit bukit yang luar biasa indahnya, dan nampaknya walaupun di bukit semua mobil itu ngebut, jadi jalannya kayak kita mau naik ke Tangkuban Perahu, untunglah anak-anak telah terbiasa dengan medan seperti itu.
Perjalanan Pulang lebih menakjubkan lagi, apalagi hari mulai gelap dan hujan turun cukup lebat, perkiraan di Google map meleset sedikit saja, hanya setengah jam, pukul 20.00 Wib akhirnya kami sampai dengan selamat ke Kampung halaman di Sumani, Solok, Sumatera Barat.
Makin lama bentuk batu Malin Kundang kian berubah ya? Aku berharap suatu saat bisa berkesempatan melihat sendiri batu Malin Kundang dan bentuknya masih terlihat jelas.
ReplyDeleteMbak... senangnya bisa berlibur bersama keluarga yaaa... :)
iya mba reni...
DeleteBerlibur bersama keluarga selalu menyenangkan mba...
pantai air manis ini berkesan banget krn ada batu si malin kundang hihi
ReplyDeletelebih suka ke Pantai carocok painan ver..keren bgt dan bersih
DeleteSudah lama sekali saya tidak jalan-jalan ke Padang - Sumatera Barat ...
ReplyDeleteJadi pingin ke sana lagi nih ... seperti apa ya bentuknya sekarang ...
salam saya Bu
wah mesti pulkam setelah ini Om
DeleteSuami yang pernah ke pantai ini dan saya dioleh-olehi foto batu yg mirip malin kundang itu, membuat saya takjub Bu :)
ReplyDeletemudah2an bisa berkunjung kesana ya Bu
Delete