Soal Tawuran yang lagi marak belakangan ini, istilahnya anak muda sekarang lagi menjadi trend, jelas-jelas menimbulkan keprihatinan yang mendalam. Tawuran Pelajar yang minggu lalu memakan korban jiwa sampai 2 orang saudara - saudara, 2 orang bayangkan...apa itu wajar? itu sudah sangat keterlaluan sekali, 2 orang korbannya.
Sebagai warga negara Indonesia dan khususnya warga DKI yang sejak lahir sampai sudah memiliki anak 3 orang, Ibu sudah sering sekali menyaksikan tawuran, entah itu tawuran pelajar, tawuran warga atau tawuran mahasiwa, tidak cuma menyaksikan di Televisi tapi juga menyaksikan langsung bahkan sempat-sempatnya ikutan jadi korbannya. Pengalaman pertama adalah sewaktu Ibu masih berseragam putih abu-abu didalam Bus Arion, baru sebentar naik di Jalan I Gusti Ngurah Rai Klender...dimana disebelah rel kereta api sedang banyak batu kali dapat hujanan batu yang mana akhirnya jatuh korban, ibu-ibu ada yang lehernya kena pecahan kaca, ibu ma teman ibu segera tiarap dibawah bangku bus dan alhamdulillah selamat, kali ke-2 pas pulang kuliah di Bus yang sama didaerah yang sama, lemparan batu yang membabi buta kedalam bus yang Ibu naiki mengenai kaki...hasilnya wah sakit banget, sampai akhirnya benjol dan biru gitu, dan kalo mau diteruskan banyak lagi pengalaman ibu yang gak enaknya soal Tawuran, soal tawuran pelajar terakhir ibu posting bulan Juli lalu dengan judul lanjutan tawuran pelajar dan 3 tahun lalu pernah posting juga dengan judul Save from Tawuran.
Sudah terbiasakah ibu dengan tawuran? Tentu saja tidak, yang jelas sebagai Ibu, ibu prihatin sekali, amat sangat prihatin dan jadi agak paranoid, waktu adik ibu yang bungsu dan satu-satunya laki-laki masuk SMA, ibu bilang ma orang tua ibu untuk keamanannya , dia setiap pulang sekolah harus ganti baju dan celana, kalo pergi sekolah kan dia berangkatnya pagi-pagi, kalo pagi jarang ada tawuran pelajar, usul tidak disetujui oleh oarang tuanya ibu dan oleh yang bersangkutan...alhamdulillah masa 3 tahunnya di SMA (jalurnya sekolahnya dia gak lewat klender tapi kalimalang) dilewati dengan mulus.
Akibat yang lain adalah, ibu langsung stress gitu kalo liat anak sekolahan bergerombol masuk ke bus oranye yang ibu tumpangin.....apalagi yang bergerombolan gak mau masuk kedalam,walah dah stress banget deh Ibu, kalo kemarin - kemarin tindakan preventif ibu adalah berdoa dan harap-harap cemas semoga tidak terjadi apa-apa, atau langkah lain segera turun dan ganti kendaraan..atau sempat kepikiran juga buat nenteng-nenteng helm jadi kalo pas ada serbuan di bus ibu, tuh helm langsung dipake...hmm tapi dipikir-pikir itu bukan ide yang bagus dan agak merepotkan ya.
Jadi apa yang harus kita lakukan supaya tawuran terutama tawaran pelajar/mahasiswa tidak marak?
Memberikan
sanksi hukum yang tegas kepada siswa-siswa pembuat masalah dan pembuat
onar, jadi jangan tunggu ada korban tewas baru diberikan sanksi, sebagai
provokator pun mereka harus diberikan sanksi yang tegas, jangan dibedakan-bedakan sanksinya, pokoknya harus tegas. titik.
Khusus
sekolah-sekolah yang sering terlibat tawuran, seragam sekolahnya harus
dibedakan, warnanya diganti celana dengan warna ngejreng yang menyala,
jadi begitu mereka bergerombol, masyarakat, aparat keamanan sudah siap
siaga untuk menghalau (kerbau kali ya dihalau) mereka.
Pemerintah
juga tidak bisa lepas tangan, sistem pendidikan kita salahnya dimana
sehingga menghasilkan produk siswa-siswa yang hobinya tawuran, jadi
pemerintah juga perlu memperbaiki sistem pendidikannya, mungkin bagian
akhlak, budi pekerti dan keagamaan lebih diberikan porsi ketimbang
menuntut siswa cerdas secara akademis.
Guru dan orangtua harus lebih berperan aktif, guru yang mendidik di sekolah, misalnya sekolah lebih banyak lagi memberikan aktivitas dan kegiatan yang
bermanfaat untuk siswanya, kasih pekerjaan rumah yang banyak,kasih kegiatan keagamaan lebih intensif, jadi
mereka gak ada pikiran dan waktu buat tawuran, untuk orangtua dirumah, anak - anak harus dibekali dengan pendidikan yang tidak hanya mengejar nilai semata, tapi juga pendidikan akhlak dan budi pekerti yang baik.
Media juga harus menghindari meliput peristiwa tawuran secara berlebihan, karena bisa berefek menular dan latah, tidak cuma pelajar yang latah, kita sebagai masyarakat Indonesia cenderung suka meniru, latah dan ikut-ikutan akan trend yang ada, jangan sampai tawuran juga menjadi trend seperti halnya demam - demam lainnya.
Semoga saja, tawuran bisa diberantas, kalau bisa sampai keakar-akarnya, amin.
Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Indonesia Bersatu: Cara Mencegah Dan Menanggulangi Tawuran.
Link anda tidak menyala ke artikel kontes jeng.
ReplyDeleteSilahkan diperbaiki
Terima kasih
sudah diperbaiki Pakde,trims ya
Deletebetul banget tuh pemberitaannya agak lebay ya :)
ReplyDeleteiya bener say
DeleteTerima kasih atas partisipasi sahabat.
ReplyDeleteSalam hangat dari Surabaya
Sama-sama Pakde,salam hangat juga.
Deletewah,,Ibu udah ikutan aja, krn ada pengalaman pribadi ya Bu, mimi lom prnh liat langsung tawuran mah heheheh
ReplyDeletemoga sukses dan menang Ibu :d
Jangan sampai liat deh mimi,damai-damai aja lebih bagus,pengalaman pribadinya banyak banget mimi,itu blum smuanya lho..
Deletesemoga banyak yang baca artikel2 peserta kontes ini ya Mbak, sehingga sedikit bisa merubah kedepannya lebih baik..
ReplyDeletesukses Buat GAnya ya mbak...
amin, terimakasih
Deletesetuju yg ttg media itu.. harusnya diimbangi dg pemberitaan siswa2 berprestasi juga.. Jd terinspirasi yg melihatnya..
ReplyDeleteiya bun, betul harus berimbang ya pemberitaan media.
DeleteIya, memang tawuran itu serem banget ya mbak...Kebayang sedihnya orang tua yang anaknya sebenarnya gak ikut-ikutan tawuran tapi malah jadi korban :(
ReplyDeleteiya mama Raja, duh duh moga 2 kedepannya budaya tawuran bisa hilang ya.
Deletembak aku juga pernah denger cerita temenku yg waktu naik bus dilemparin batu dr luar sm anak2 sekolah...akhirnya temenku pada tiarap dibawah kursi.....ya ampyyunn untung aku belum pernah ngalamin hal seperti itu...soale aku orangnya panikan.....kalo begitu pengennya aku buru2 keluar dr kendaraan trs lari terbirit-birit hihihi.....sukses utk kontesnya yachhh....smoga beruntung....
ReplyDeleteiya mom...ngeri banget deh...
Deletemakasi ya...
Guru dan orangtua memang harus berperan aktif ya, Mbak. Bukan malah saling menyerahkan tanggung jawab dalam pendidikan. Dengan demikian, semoga tawuran dapat dicegah dan ditanggulangi.
ReplyDeleteSemoga sukses ngontesnya ya, Mbak.
iya betul Pak, harus kompak guru dan orangtua.
DeleteTerimakasih banyak sdh berkunjung.
Say no to tawuran. Ya semoga anak2 kita nanti tidak ikut2 tawuran spt itu ya bu. Serem.
ReplyDeleteiya BunDit, say No to Tawuran.
DeleteKeberadaan media di satu sisi memang memberikan manfaat buat kita, namun di sisi lain, dengan pemberitaan yang terlalu banyak, bisa menimbulkan ketakutan pada masyarakat.. Semoga anak-anak kita tidak terlibat dalam tawuran ya Bu.. :)
ReplyDeleteamin, terimakasih banyak sudah mampir..
DeleteHari sumpah pemuda telah berlalu, komentarku untuk artikel di atas mengenai peristiwa tawuran yg melibatkan pemuda-pemudi berstatus pelajar pun kunjung datang,,
ReplyDeleteSaya berharap hari peringatan sumpah pemuda ini dapat mengetuk para hati pemuda-pemudi di Indonesia (apapun statusnya)..
amin, mdh2an ya para pelakar tdk tawuran lagi
Delete