Tuesday, January 05, 2010

Mimisan oh mimisan


Link dibawah ini didapat dari sini.

Seputar Mimisan dan Tips Pencegahannya

mimisan dan tips pencegahannya
Waspadai jika mimisan disertai gejala lain seperti demam dan sakit kepala.
Simaklah penjelasan dr. Najib Advani, Sp.A (K) M.Med.Paed., dalam bentuk tanya jawab berikut.
Apakah mimisan berbahaya?
Sebagian besar mimisan pada anak tidak berbahaya. Jadi, tak perlu panik. Selama anak terlihat sehat dan aktif, juga tidak disertai gejala lain seperti demam, orangtua tak perlu kelewat khawatir.
Mengapa dari hidung sering keluar darah atau mimisan?
Maklum saja, hidung punya banyak pembuluh darah, terutama di balik lapisan tipis cupingnya.
Mengapa mimisan paling sering terjadi pada anak?
Selaput lendir dan pembuluh darah anak masih tipis dan sensitif, sehingga saat ada faktor pencetus seperti udara dingin atau trauma ringan, darah pun langsung mengucur keluar. Terjadinya pun umumnya spontan, ringan, dan mudah berhenti.
Apa saja faktor pencetus mimisan pada anak?
Trauma
Seperti akibat benturan benda keras, kemasukan benda asing, atau dikorek-korek yang membuat selaput lendir dan pembuluh darah di hidung terluka dan menyebabkan perdarahan.
Penggunaan AC tidak bijak
Cara kerja AC yang menyerap uap air di udara membuat kelembapan di ruangan jauh berkurang. Ditambah, suhu yang terlalu dingin membuat udara jadi makin kering. Udara kering yang diisap anak akan membuat alat pernapasannya mengering, sehingga selaput lendirnya mudah pecah dan berdarah.
Reaksi refluks
Khusus untuk bayi, mimisan bisa terjadi karena reaksi refluks. Ini terjadi saat bayi muntah atau gumoh. Aliran balik makanan dari lambung ke mulut atau hidung dapat menyebabkan mimisan. Muntahan yang banyak mengandung zat asam itu bisa mengiritasi atau melukai hidung. Mimisan pada bayi umumnya juga sembuh sendiri dan tidak perlu penanganan khusus.
Faktor keturunan
Anak-anak tertentu lahir dengan pembuluh darah di hidung yang gampang pecah dan berdarah. Jika kelembapan udara sangat rendah seperti di negeri subtropis dan suhunya sangat dingin, maka anak-anak seperti ini umumnya tidak sehingga hidungnya terus-menerus mengeluarkan darah. Padahal, banyak anak lain yang tidak merasakan gangguan serupa.
Pernah ada kasus seorang anak Indonesia batal melanjutkan sekolahnya selama musim dingin ke negeri empat musim “hanya” karena berbakat mimisan.
Bagaimana Mengatasinya?
Pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah menghentikan perdarahan tanpa bantuan obat dan alat. Cukup dengan duduk dengan posisi badan dan kepala agak maju ke depan. Lalu gunakan ibu jari dan telunjuk untuk menekan dan menutup hidung. Sedangkan mulut dibuka untuk bernapas. Lakukan selama 1-2 menit. Tak berapa lama kemudian biasanya darah langsung berhenti.
Dengan memajukan kepala berarti darah tidak akan mengalir kembali ke tenggorokan. Gunanya mencegah iritasi dan batuk, tersedak, atau muntah darah. Posisi duduk juga membuat aliran darah lebih lambat, karena posisi jantung sebagai pusat pompa darah berada di bawah hidung. Berbeda jika anak dibaringkan, karena posisi jantung berada sejajar dengan hidung, sehingga darah yang mengalir pun relatif lebih cepat.
Jika cara pertama belum berhasil, cobalah kompres hidung dengan es. Bungkuslah es dengan saputangan lalu tempelkan di antara kening dan hidung. Selain es, benda lain seperti makanan atau minuman beku bisa digunakan. Es dan benda dingin lainnya yang ditempelkan mampu mengecilkan pembuluh darah sehingga perdarahan pun cepat berhenti. Kompres bisa dilakukan saat perdarahan sedang berlangsung maupun berhenti.
Hal yang penting dilakukan, bersikaplah tenang saat si kecil mimisan. Kepanikan orangtua dapat membuat anak ikut panik dan menangis. Akhirnya, perdarahan sulit dihentikan.
Bagaimana kalau darah belum berhenti keluar?
Jika dalam waktu 15-20 menit perdarahan tidak kunjung berhenti, ulangi gerakan menutup dan menekan hidung seperti dijelaskan tadi. Segera datangi klinik dokter atau rumah sakit terdekat jika mimisan tidak berhenti. Dokter akan membantu dengan memberikan obat tetes atau obat semprot yang mampu menghambat pecahnya pembuluh darah. Bahkan, boleh jadi bagian hidung yang berdarah dibakar (dikostik) agar darah tidak terus-menerus keluar, kemudian hidung dibersihkan. Kalau tidak berhasil, dokter akan memberi tampon atau kapas dengan salep vaselin selama 1-2 hari. Fungsinya menekan dan mengistirahatkan perdarahan.
Setelah darah berhenti keluar, apa yang harus dilakukan?
Usahakan anak tidak mengembuskan napas lewat hidung terlalu keras. Anak juga harus dijelaskan agar tidak mengorek-ngorek hidung atau bekas luka yang mengering. Tindakan itu akan menyebabkan hidung mengalami perdarahan kembali.
Akankah kejadian mimisan reda selamanya?
Jika sudah diatasi maka gangguan mimisan pun akan berhenti. Mimisan karena demam berdarah, misalnya, tentu akan hilang setelah demam berdarahnya sembuh. Demikian juga dengan mimisan karena penyakit infeksi, setelah diobati, mimisan pun segera pergi.
Gangguan mimisan umumnya berkurang sesuai dengan pertambahan usia. Semakin tambah usia, pembuluh darah dan selaput lendir di hidungnya sudah semakin kuat, hingga tak mudah berdarah.
Mimisan seperti apa yang perlu ditangani serius?
Meski mayoritas kasus mimisan tidak berbahaya, orangtua hendaknya waspada jika frekuensi mimisan itu cukup sering, tiap 1-2 hari. Ini karena ada kemungkinan si kecil mengidap penyakit berbahaya. Penyakit seperti ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura), demam berdarah, leukemia, thalasemia berat, atau hemofilia, bisa juga menunjukkan gejala mimisan. Ini karena kadar trombosit yang rendah bisa menyebabkan perdarahan di hidung. Anak hemofilia bisa saja memiliki kadar trombosit yang normal, tapi faktor pembekuan darahnya rendah sehingga sering mengalami perdarahan. Meski kasusnya sangat jarang, anak darah tinggi dan gagal ginjal pun memiliki risiko besar mengalami mimisan. Demikian juga anak dengan riwayat hipertensi (tekanan darah tinggi).
Perhatikan gejala-gejala yang mungkin menyertai. Jika disertai demam, kemungkinan penyebabnya penyakit infeksi seperti demam berdarah. Jika disertai munculnya bercak-bercak darah kemungkinan menjurus pada leukemia atau ITP. Sedangkan pada sinusitis umumnya mimisan disertai sakit kepala.
Berbeda dari mimisan normal yang umumnya bersumber pada bagian anterior (bagian depan rongga hidung), maka mimisan yang disertai penyakit berbahaya bersumber dari bagian dalam hidung (posterior). Tak heran, darah yang keluar banyak dan sulit dihentikan.
Perdarahan yang banyak bisa membuat anak kekurangan darah (anemia). Bahkan, bukan tidak mungkin menyebabkannya pingsan. Untuk mengatasinya, dokter akan memberikan vitamin dan mineral. Lain hal jika anak kehilangan darah cukup banyak. Sangat mungkin dia harus menjalani transfusi darah.
Apakah pemakaian obat-obat tertentu dapat menyebabkan mimisan?
Ya, penggunaan obat-obat tertentu pun bisa menyebabkan mimisan. Obat antipanas yang mengandung acetyl salicylic acid, misalnya, pada beberapa anak bisa menyebabkan mimisan. Segera konsultasikan pada dokter jika obat tertentu memberikan reaksi kurang baik seperti mimisan pada anak.
TIP MENCEGAH MIMISAN
  • Gunakan AC dengan bijak dan aman. Jangan menyetel AC terlalu dingin dan lama. Selain boros energi, udara di ruangan akan menjadi sangat dingin dan kering. Untuk Indonesia, suhu 23-260C relatif cukup.
  • Hindari anak dari paparan asap rokok. Selain dapat mengiritasi saluran pernapasan, rokok juga bisa mengeringkan saluran hidung. Ini jelas akan membuat anak mudah mengalami mimisan.
  • Saat gatal, pilek, atau membersihkan kotoran hidung, ajari anak untuk menggunakan tisu maupun saputangan. Hindari kebiasaan mengorek-ngorek hidung atau mengembuskan udara lewat hidung terlalu keras.
  • Usahakan banyak makan sayur dan buah guna memperkuat selaput lendir hidung.
  • Jauhkan anak dari benda-benda pencetus alergi di rumah. Barang-barang berbahaya juga sebaiknya disingkirkan agar tidak sampai mencederai anak.
Share This Post

Berbeda dari mimisan normal yang umumnya bersumber pada bagian anterior (bagian depan rongga hidung), maka mimisan yang disertai penyakit berbahaya bersumber dari bagian dalam hidung (posterior). Tak heran, darah yang keluar banyak dan sulit dihentikan.


Selama liburan skul Desember 2009 lalu, hampir tiap hari selama 4 hari berturut-turut mas dzaky mimisan, sebelumnya pernah di bulan September 2009 mimisan selama 5 hari berturut-turut. Ketika usia 3-4 tahun, dah sempet ibu konsultasikan ke Dsanya si mas, dikasih obat dan mimisan tetep jalan terus. Ibu lantas browing dan didapatlah link diatas.

Ibu dah Periksain ke Dr THT di tanggal 22 Des'09 lalu , dan kesimpulannya pembuluh darahnya sangat tipis dan sumbernya pada bagian anterior..(.Hmmmm sedikit lega.)

Hari pertama skul di 2010 dan mimisan terjadi di Skul....................ibu dah ajarin si mas jangan panik, kata dr THTnya , jangan tiduran dan pencet hidung dan tunggu darah berhenti, duhhh Bu guru, maaf ya jadinya kemarin di Skul jadi heboh karena Dzaky mimisan.....

8 comments:

  1. mas dzaky kayak adik sy nih mbak. kt dokter pembuluh darahnya tipis jadi dia sering mimisan. Nai juga pernah beberapa kali mimisan tp sebab, cm sy blm sempet cek ke dokter :)

    ReplyDelete
  2. Informasinya bermanfaat sekali Mbak,..anakku Farah jg suka mimisan, kalau kecapean atau diudara dingin,..tp kata DSAnya gak papa,..nanti semakin bertambahnya umur akan hilang..

    ReplyDelete
  3. saya juga begitu tnte, klau udh skit kpala bisa" mimisn.. saya belum cek k dkter, mnrut tnte brbhya ga ?

    ReplyDelete
  4. mas dzaky saya sering mimisan tp dr bln kmren koq smpe tiga hri berturut2, bln kmren sya mimisan pas tgl 28-30 dn bln skrg tgl 26,27... apa itu berbahaya????

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harus cek ke dr tht dech, ada juga yang berbahaya kalo sumbernya bukan bagian anterior

      Delete
  5. Nice info, saya juga baca dr referensi laiinya kalo mimisan maka kita duduk dan membungkukkan badan ke depan sedikit, lalu kita bisa bernafas dari mulut untuk sementara waktu, saya baca di udoctor.co.id

    ReplyDelete

ikutan yuks

Kumpul Keluarga di Lembang sebelum ada Omicron

 Sekarang sudah normal lagi ya kayak biasanya, cerita tersisa tahun 2021 lalu. Bulan November 2021 pecah telor, akhirnya kumpul-kumpul  lagi...