Friday, November 07, 2014

Prasangka terhadap Ibu

Tidak semua anak memiliki hubungan yang dekat dengan ibu, ini kisah seorang anak yang sedari kecil lebih merasa jadi anak ayah, dan tidak merasa dekat dengan Ibu.  Diusia sekitar 8 tahunan, dengan khayalan masa anak-anak,  dia merasa bahwa Ibunya  yang sesungguhnya disembunyikan didalam Pohon Asem, tempat anak itu, dan adik-adiknya serta teman – teman mereka  biasa bermain di Kampung Penggilingan, sebuah kampung di pinggiran Jakarta era tahun 1980-an,   dan mungkin khayalan tingkat tingginya bermula karena kecewa dan merasa tidak mendapat perlakuan yang adil sebagai seorang anak,   memiliki 4 anak perempuan dengan jarak usia yang berdekatan nampaknya membuat ibunya itu  sangat sibuk dan mengabaikan anak yang paling besar, padahal anak yang paling besar sebenarnya usianya juga masih kecil.

Ketidakcocokan terus berlanjut sampai anak itu menjadi remaja, semakin rumit saja rasanya kisahnya dengan ibunda tercintanya,rasanya malu sekali disaat sudah remaja sang Ibu masih saja menambahkan adik untuknya, 3 adik perempuan dan sekarang ditambah satu adik laki-laki  .  Rasa tidak disukai dan tidak diperlakukan secara adil semakin meningkat kadarnya, rasanya sampai kapanpun dia merasa sang ibu tidak akan pernah mengerti dirinya.  Komunikasi selalu berjalan tidak baik dan selalu timbul salah pengertian setelahnya, sang anak menjadi pemberontak dan merasa sang Ibu amat sangat tidak  mengerti dirinya.


Dia bertanya-tanya dalam hatinya, apakah mungkin dia bukan anak sang Ibu, dalam cerita dan kisah-kisah yang pernah didengar atau dibacanya, dia berkaca dan merasa bahwa wajahnya begitu mirip dengan sang ayah walau tidak terlalu mirip dengan ibunya.  Mungkinkah dia hanya anak ayah saja dan bukan anak Ibu, rasa penasaran dan keingintahuan semakin meningkat kadarnya sampai akhirnya dia membaca nama ayah dan ibunya di akte kelahirannya,adalah ayah dan ibunya yang membesarkannya selama ini.  Selesaikah masalahnya, ternyata tidak, penasaran tentu saja masih melanda.

Sampai akhirnya anak itu dewasa, menikah dan saat-saat kelahiran anaknya yang merupakan cucu pertama ayah dan  ibunya, dia menyaksikan bagaimana ibunya menunggui dia melahirkan, ya memang sang Ibu tidak menungguinya didalam, tidak tega katanya.  Masih timbul prasangka, apakah memang ibunya tidak tega ataukah tidak mau, akhirnya terbukti dikemudian hari setiap anak-anak perempuannya  ataupun menantu perempuan satu-satunya melahirkan, dia selalu ada untuk menunggui kelahiran cucunya, sudah 7 orang cucu yang beliau selalu tunggu dengan sabar kelahirannya  dan memang beliau selalu menunggu diluar ruangan, alasannya masih sama , tidak tega.  Dia memperlakukan sama baik anak ataupun menantunya.
 
Ketika anaknya yang  sulung mesti melahirkan dengan operasi untuk anak keduanya, yang merupakan cucunya yang ketiganya, terlihat dan terdengar jelas kekhawatirannya, ya operasi Caesar mungkin sangat asing karena beliau melahirkan 5 orang anak dengan persalinan normal, begitupun 2 cucu yang lahir setelahnya.  Ibunya bagaikan macan yang selalu mendesak suster untuk bisa menemui anaknya yang baru selesai dioperasi, dan nalurinya yang kuat sebagai ibu bisa mengetahui bahwa sesuatunya tidak berjalan lancar sebagimana mestinya.   

Dikemudian hari setelah keluar Rumah Sakit, anaknya itu baru mengetahui bahwa Ibunya sangat cemas dan khawatir karena tidak bisa menemui anaknya setelah operasi, dia memaksa suster dan bahkan mengancam akan menuntut Rumah Sakit jika terjadi sesuatu dengan anaknya dan akhirnya pihak Rumah Sakit berterus terang bahwa anaknya  yang barusan dioperasi mengalami pendarahan dan ada obat yang cukup mahal sebagi alternatif sebelum solusi akhir transfusi darah dilakukan, hal itu  yang membuatnya sangat marah dan langsung  meminta Rumah Sakit untuk memberikan saja, bahkan  obat yang paling mahal sekalipun untuk menolong anaknya  itu.

Wajah yang sangat cemas dan khawatir saat menengok anaknya  sangat terlihat jelas, rasa gusar dan gelisah terlihat walaupun sebisa mungkin beliau tetap membesarkan hati anaknya..    
Beliau yang saat itu masih bekerja diusianya yang menjelang memasuk usia pensiun, selalu setia menunggu anaknya itu dimalam hari, ya beliau  setiap pagi bekerja sampai sore menjelang malam dan pulang bekerja langsung menunggui anaknya di rumah sakit bergantian giliran menjaga anaknya yang baru melahirkan  dan masih terbaring lemah tak berdaya karena sang menantu tidak dapat menunggui istrinya dimalam hari. 

Terbangun dimalam hari dan menyaksikan ibu tercinta yang sudah mulai menua , dan tertidur lelah di sofa, seketika semua perasaan dan perasangka yang sudah tertanam bertahun-tahun lenyaplah sudah, ya, Ibunya bekerja keras sepeninggal suami tercintanya untuk membesarkan kelima orang anaknya selama ini.  Ibu yang tangguh dan penyayang dengan caranya sendiri, memang Ibu itu tidak sering mengumbar pelukan,  belaian atau kata-kata sayang, tapi  dia memiliki cara sendiri untuk mengungkapkan kasih sayangnya.

Anaknya itu merasa  bahwa Ibunya sangat mencintainya dan menyayanginya.  Selama ini dia seharusnya sudah menyadarinya tapi dia selalu berusaha menyangkalnya.    Ya ini adalah sebuah  kisah nyata, anak itu adalah saya, dan setelah memiliki anak, tentu saya pun sangat menyayangi anak-anak saya dan saya mengerti bagaimana perasaan seorang ibu dan kasih sayangnya untuk anaknya yang  tiada batas.   

Saya bersyukur sekali memiliki beliau sebagai Ibu saya, Ibu terhebat, Ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya, Ibu yang penyayang dan punya hati yang luas seluas Samudera.  Dan juga sangat bersyukur sekarang diberikan kesempatan untuk bisa tinggal didekat beliau yang sekarang lebih banyak sendirian diusia tuanya.  
Bersama  5 anak, 4 menantu dan 7 orang cucu
Senang sekali bisa posting ini di hari ini 7 November 2014, bertepatan dengan milad beliau yang ke- 61, sudah 61 tahun usia beliau, mudah-mudahan beliau selalu diberikan kesehatan dan selalu dalam lindunganNya.  Amin.

 Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan: Hati Ibu Seluas Samudera.

46 comments:

  1. happy birthday ya buat ibunya.. semoga selalu sehat...
    dan good luck buat kontes nya! :)

    ReplyDelete
  2. ah, jadi terharu baca postingannya... semoga ibu tetap diberi kesehatan di usiau senjanya....

    ReplyDelete
  3. Ibu.... ternyata sangat sangat berharga ya
    tak ternilai

    Semoga Ibu diberikan umur yang panjang

    ReplyDelete
  4. kadang memang ibu itu sayang hanya saja gak bisa mengungkapkannya
    atau malah kadang anaknya kurang peka kalau ibunya itu sayang, hehe

    ReplyDelete
  5. Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Kontes Unggulan : Hati Ibu Seluas Samudera
    Segera didaftar
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  6. Dulu aku jg pernah mba,,lbh deket dg papa drpd mama,,tp lama2 jg ilang sndiri,,skrg dg papa dn mama ya sama deketnya,,trlebih stlh sering tau seperti apa mandirinya mamaku,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah sudah dekat dengan 22nya ya Mba Tita

      Delete
  7. Selamat milad untuk ibunda ya mb..semoga selalu sehat dan bahagia aamiinn yaa rabb..

    ReplyDelete
  8. Terharu bacanya mba..

    Selamat ulangtahun buat Ibu yah mbak :)

    ReplyDelete
  9. Berkunjung disini,, salam kenal semua... Nice Blog..

    ReplyDelete
  10. Met ultah buta ibunya ya mak, oga sehat selalu aamiin

    ReplyDelete
  11. aamiin :)
    dulu, saya jg sering berprasangka macem2 sama ibu saya, ngerasanya beliau lbh sayang sm adik saya hihihi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. he he he he iya.....sayapun dulu gitu, sekarang malahan bersyukur sekali punya adik banyak he he he (dulu terpengaruh 2 anak cukup kayaknya..)

      Delete
  12. Terharu bacanya Mbak.
    Sering dengar cerita bahwa anak perempuan sering tidak cocok dengan ibunya. Apalagi dengan situasi seperti cerita Mbak, yang merasa kurang diperhatikan, saya pun mungkin juga bisa menduga demikian.
    Umur memang mendewasakan kita. Saat kita muda penuh emosi dan pengaruh sehingga berprasangka buruk. Namun saat usia bertambah, pikiran pun mulai terbuka.
    Begitu pula saya Mbak, bisa melihat bahwa orang tua sebenarnya penuh kasih sayang tak terukur pada anak-anaknya.

    Happy milad buat Ibu ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mom vaya, usia mendewasakan kita...

      Terimakasih ya mom

      Delete
  13. Wah, kisah yang mengharukan :) Selamat ulang tahun untuk ibunya, ya. Keluarga besar ternyata. Kalau aku cuma berdua soalnya, hehehe :)

    ReplyDelete
  14. Ah, pengen nangis bacanya :'( Iya, terkadang apa yang kita pikirkan belum tentu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Itulah sebabnya Islam menganjurkan kita untuk selalu berprasangka baik, apalagi terhadap ibu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba...intinya harus selalu berprasangka baik ...

      Delete
  15. terharuuuu mba Fit bacanya :") semoga Ibu sehat-sehat selalu dan panjang usia ya. aamiin

    ReplyDelete
  16. waah... postingan ini menjadi kado terindah di hari ultah ibunda ya mak...

    ReplyDelete
  17. Selamat ulang tahun buat Ibunda.....semoga sehat dan bahagia selalu :)

    ReplyDelete
  18. Fotonya bagus, ibunya berwarna sendiri... hehehe

    ReplyDelete
  19. selalu ada prasangka terhadap ibu....yang akan berakhir dengan penyesalan...., padahal ada surga ketika bakti terhadapnya tanpa jeda...

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah ya masih diberi umur hingga kepala 6. Semoga senantiasa sehat wal afiat. :))

    Iya Mak, seringkali kita merasakan kecewa atau bahkan rasa kesal pada ibu, namun pada akhirnya kita tersadar bahwa kasih sayang ibu jauh lebih besar dari rasa kecewa yg kita miliki. :))

    ReplyDelete
  21. selamat ulang tahun untuk ibu, Mbak. Smeoga sehat selalu :)

    ReplyDelete
  22. Postingannya bikin aq terharu, Mb Fitri. Jadi pengin dekap ibuku nih huhuhuuu... mungkin selama ini aq juga sering melakukan hal ini kepada ibuku :(

    ReplyDelete
  23. Tolong kiim Profil Penulis dalam bentuk narasi satu paragraf untuk saya masukkan ke dalam naskah buku yang saya terbitkan yang merupaka kumpulan artikel peserta Kontes ini ya Jeng.l
    Lewat email boleh, lewat inbox di facebook juga boleh.
    Terima kasih

    ReplyDelete

ikutan yuks

Kumpul Keluarga di Lembang sebelum ada Omicron

 Sekarang sudah normal lagi ya kayak biasanya, cerita tersisa tahun 2021 lalu. Bulan November 2021 pecah telor, akhirnya kumpul-kumpul  lagi...